Selasa, 17 Agustus 2010

Pesona Curug Pitu

Oleh: Wisnu, Brilyan, Riski, Yamni, Christiana, Nurul, Imam 1.
Jalan di Desa Kemiri memang sudah beraspal, namun tak lagi nyaman untuk di lalui karena ada lubang di sana sini. Namun, itulah satu-satunya akses jalan menuju ke kawasn Curug pitu, tempat wisata tujuan kami. Masuk ke kawasn Curug pitu lumayan murah, karena setiap pengunjung hanya di kenai tiket tanda masuk sebnyak 2.500 rupiah. Kesejiukan merupakan hal utama yang ditawarkan pada pengunjung yang datang ek sana,. Sehingga tak heran jika banyak yang datang sendirian, berpasangan maupun berkelompok ke objek wisata satu-satunya di daerah Kemiri ini.
Kami memulai perjalannan dengan menapak ke curug yang paling bawah atau curug ke-7. curug ini merupakan curug yang paling tinggi dibandiong enam curug lainnya. Ketinggian curug ke-7 mencapai kurang lebih 30 meter. Tebing-tebingnya berasal dari bebatuan besar dengan dasar curug terdapat semacam kolam yang terbendung oleh bebatuan. Udara disekitarnya sangat sejuk. Gemericik air begitu derasnya menyuguhkan irama lagu sambutan kepada kami. Sayang, sampah-sampah berserak disana-sini tinggalan pengunjung yang tak bertanggungjawab dan tak menghargai keindahan.
Setelah puas menikmati keindahanm di curug ke-7, kami kemudian melanjutkan perjalanan ke curug ke-6. Jalanan terjal juga berliku menyambut kedatangan kami. Dan sesampainya di curug yang ketinggiannya lebih rendah dari cvurug sebelumnya yang kami datangi, kami hanya berhenti sejenak menikmati, untuk kemudian melanjutkan ke curug berikutnya, curug ke-5.
Sama halnya ke dua curug yang telah kami lalui, jalan menuju curug ke-5 juga licin dan terjal, berliku-liku dan berbatu. Andai saja pemerintah membangun kases jalan yang memadai, pasti akan banyak wisatawan yang berkunjung kemari, pikir kami.sepanjang perjalanan, kami berpapasan dengan warga sekitar yang kebanyakan baru pulang dari kebun salak mereka di sekitar curug. Salak merupakan komoditas pertanian utama di wilayah ini, bisa menjadi buah tangan wisatawan tentunya. Di curug ke-5 ini, terdapat tempat peristirahatan sehingga kami akhirnya beristirahat di siti. Beberapa diantara kami banyak yang melepas sepatu, dan turun ke kubangan curug untuk bermain air. Tempatb peristirahatan disini, agaknya kurang terrawat. Banyak coretan dari tangan-tangan jahil di tembok serta tiang.
Saat kami hendak melanjutkan ke curug berikutnya, ternyata mendung tanda akan ada hujan tiba. Sehingga kami memilih balik kanan dan tidak melanjutkan perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar