Kamis, 05 Agustus 2010

My X Boy Friend Cerbung by: Daniella Kh.

Langit berselimut mendung malam itu. Aku duduk terdiam di café Virgin bersama Evan, pacarku. Ingin rasanya aku berkata jujur pada Evan kalau aku bosan dengan hubungan cinta ini. Tapi aku tak tega untuk mengatakannya. Aku takut kalau ia bunuh diri. Namun hatiku memaksa berkata kalau aku nggak mau menderita seumur hidup!
“Van..” lirih panggilku pada Evan.
”Ada apa say? Kayaknya mau ngomong serius...” jawab Evan yang berkacamata bulat dengan lembut dan kerut di keningnya. Kelembutan itu semakin membuatku ragu dan tak tega untuk melanjutkan niatku memutusnya. Namun sekali lagi hatiku berteriak berontak. Harus! Harus! Aku harus memutusnya!
”Van... aku mau hubungan kita sampai disini” akhirnya kata itu meluncur dari bibirku.
”Maksud kamu??” tanya Evan. Kata sudah aku duga sebelumnya. ”Aku bosan sama hubungan kita yang monoton!” jawabku ketus.
”Tapi kenapa harus putus? Aku kan masih sayang sama kamu........” kata Evan penuh harap.
”Aku tau Van... tapi ini jalan terbaik buat kita. Sory Van, aku harus pulang” jawabku sambil meninggalkan Evan yang masih duduk sendiri di cafe itu.
Jujur sebenarnya aku agak menyesal memutuskan Evan. Namun sesalku tidak sebesar jika aku tidak meninggalkan Evan. Beberapa hal menjadi alasanku memutusnya. Evan nggak ada romatis-romantisnya. Tampangnya culun dengan kacamata bulat kayak Harry Pooter. Mending kalo cakepnya kayak Daniel Radcliffe pemeran Harry Potter. Ini Evan....cakep enggak, culun iya. Keren enggak jadul iya! Sampai-sampai aku heran, kenapa aku dulu bisa fall in love sama dia.
***
Siang yang cerah itu aku sedang duduk ditaman bacaan dengan New Moon, Trilogi dari Twilight Saga kesukaanku. ”Hay Sherly...kok sendirian aja”. Aku terkejut dengan panggilan itu. Mulutku menganga melihat cowok ganteng, putih, dan tinggi yang memanggilku.
”Andra??” aku memanggil nama cowok itu. Andra adalah kapten tim basket sekolahku. Ia terkenal aktif dan punya segudang prestasi. Dan tentu saja, cakep.
”Hei Sher, mau nggak kamu jadi gitaris di bandku?” tanyanya tiba-tiba hingga membuatku grogi.
”Nggak salah tuh?” tanyaku balik sambil membelalakkan mata tak percaya.
”Iya, kamu gantiin Arif jadi gitaris bandku!” jelas Andra dengan muka serius.
”Emang Arif kemana?”
”Arif pindah sekolah”
”Oke deh...dengan senag hati” jawabku mantap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar