Kamis, 22 September 2011

Pradita Kukuh, Kokoh di Puncak

Sigaluh- Pradita Kukuh, siswa kelas XI IPA 2 akhirnya terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 1 Sigaluh. Pemilihan yang diadakan Rabu kemarin (21/09) diikuti empat kandidat, yaitu: Pradita Kukuh, Irnita Bastiana, Ahmad Sidiq, dan Anisha Afriliana. Kukuh meraih 127 suara, disusul Irnita (98), Sidik (92) dan Anisha (55). Suara yang tidak sah mencapai 38. Kukuh akan memimpin OSIS utuk periode kepengurusan 2011/2012. Menurut Supriyanto, Kepala Sekolah, pemilihan OSIS dilaksanakan secara langsung sebagai bentuk pembelajaran demokrasi sejak dini.
Pemungutan suara sendiri dilakukan dengan TPS berjalan. Menurut Fitriyarni, Ketua OSIS periode 2010/2011, TPS berjalan sebagai solusi minimnya kesadaran politik dan berorganisasi siswa sehingga mereka malas untuk datang ke TPS diam. Kepasifan siswa dalam berorganisasi diamini oleh Dhera Hengky, ketua MPK, yang menilai para siswa belum paham pentingnya berorganisasi. “Di MPK juga demikian, anggotanya susah untuk diajak rapat. Bahkan jarang ada yang mau menjadi pengurus MPK. Padahal mereka adalah perwakilan kelas yang dapat menentukan maju tidaknya kegiatan kesiswaan. Ini menjadi PR untuk ketua OSIS terpilih” kata Dhera.
Selanjutnya ketua OSIS akan dilantik sepekan setelah pemilihan.

Senin, 19 September 2011


Wakil Kepala SMA Negeri 1 Sigaluh, Maryono, menyerahkan hadiah piala berupa durian kepada pemenang lomba Lempar-Tangkap Granat Salak.
Dalam rangka memperingati HUT RI 17 Agustus 2011 dan HUT Kabupaten Banjarnegara 22 Agustus 2011, Keluarga Besar SMA Negeri 1 Sigaluh mengadakan Lomba Lempar-Tangkap ”Granat Salak” berhadiah ”Piala Durian”, yang kami selenggarakan pada Rabu (24/08) bertempat di halaman dalam SMA Negeri 1 Sigaluh. Acara ini diikuti lebih dari 50 orang guru dan karyawan SMA Negeri 1 Sigaluh beserta keluarga. Selain untuk menyemarakkan HUT RI dan HUT Kabupaten Banjarnegara, juga kegiatan ini dimaksudkan untuk mempertegas dan mengenalkan bahwa Kabupaten Banjarnegara pada umumnya, dan Sigaluh pada khususnya, merupakan sentra salak pondoh dan durian yang potensial untuk memajukan perekonomian rakyat.
Melempar granat salak, kami persepsikan sebagaimana para pejuang dahulu berjuang melempar granat sesungguhnya demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia, terlebih Sigaluh merupakan salah satu basis perlawanan terhadap penjajah Belanda. Dalam konteks kekinian, kami ingin lebih mempublikasikan kepada masyarakat di Jawa Tengah maupun di Indonesia pada umumnya, bahawa komoditas pertanian kami layak untuk ”dilempar” ke luar daerah agar perekonomian petani salak dan durian semakin maju.
Permainan lempar-tangkap juga memiliki makna filosofis kerjasama, sedangkan piala berupa durian, kami filosofikan sebagi sebuah bentuk hasil kenikmatan yang dicapai dari sebuah kerjasama.

Menunggu...

Laman web ini sangat merindukan isian dari para anggota Ekskul JFF. Ayo, tunjukkan produktivitas kalian..
Heni Purwono, Selasa (20/09)