Kamis, 15 Juli 2010

MOS (Mewujudkan Obsesi Sukses)


Pasal 1: Senior tidak pernah salah
Pasal 2: Jika Senior melakukan kesalahan maka lihat kembali Pasal 1.
Pasal diatas sering kali dianut sebagai sebuah dogma sekaligus ideologi senior sebuah sekolah pada Masa Orientasi Siswa (MOS). Sehingga, tak mengherankan jika dalam gelaran MOS ada saja kejadian perploncoan yang dilakuakn oleh senior kepada junior di sekolah. Hal tersebut tentunya tidak lain dikarenakan MOS seringkali dianggap sebagai ajang balas dendam senior kepada junior, bukan sebagai ajang pengenalan lingkungan murid baru.
Pencegahan
Kondisi tersebut sesungguhnya dapat dicegah jika para pemangku kebijakan dalam sebuah sekolah, dalam hal ini panitia dari siswa, guru, dan kepala sekolah mampu membuat konsep yang cerdas dan elegan mengenai penyelenggaraan MOS.
Sebagai contoh, penugasan bagi siswa baru peserta MOS seharusnya tidak lagi mengedepankan kekonyolan yang seakan mengesankan bahwa murid baru adalah pihak yang harus lugu dengan aneka atribut yang lucu dan sering kali menghinakan diri. Toh, dengan alasan sebagai ajang pembelajaran, bukankah dalam keseharian disekolah nantinya hal-hal konyol seperti itu tidak dipakai sama sekali?
Akan lebih baik jika MOS dikemas dalam konsep cerdas yang sejak awal sudah mendorong siswa baru untuk menjadi pembelajar sejati. Artinya, MOS harus mencipta sebuah suasana akademis serta merangsang daya kritis siswa baru.
Sebagai contoh, siswa baru dapat mulai dikenalkan dengan gaya belajar yang berbeda dari setiap individu, yang meliputi: auditoris (pendengar), visual (penglihat) serta kinestetik (belajar dengan melakukan). Mainkan game-game yang menarik, dan di akhir sesi jelaskan mengenai tujuan dari permainan yang ada sehingga siswa baru akan mulai memetakan dirinya dalam kelompok gaya belajar yang sesuai dengan pembawaannya.
Selain itu, siswa juga harus sedini mungkin ditunjukkan ajang-ajang apa saja yang dapat mereka ikuti untuk dapat meraih prestasi diluar kegiatan akademik formal. Sebagaimana kita ketahui, ajang tahunan senantiasa menunggu talenta-talenta siswa berbakat dari setiap sekolah. Mulai dari ajang Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Olimpiade Seni Siswa Nasional, Olimpiade Penelitian Siswa Nasional, dan lain sebagainya baik yang dilaksanakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional maupun oleh pihak-pihak swasta lainnya, baik di tingkat lokal, regional, nasional, hingga internasional.
Peran sekolah disini, selain sosialisasi juga harus melakukan deteksi dan inventarisasi siswa-siswa yang mempunyai bakat dan potensi, untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pembekalan yang intensif. Sehingga, pada saatnya ajang kejuaraan itu tiba, maka siswa sudah siap secara intelektual, fisik maupun mentalnya untuk bertanding. Sehingga, tidak ada lagi sistem penunjukan dadakan, yang lebih mengedepankan pada bakat alam seorang siswa.
Contoh terbaik telah dilaksanakan oleh Universitas Negeri Semarang (Unnes) beberapa tahun belakangan. Merasa sadar menjadi universitas ”kelas dua”, pada masa Orientasi Kehidupan Kampus (Okka), mereka memasukkan materi penulisan karya tulis ilmiah, sebagai materi wajib yang harus ditelan oleh mahasiswa baru. Hasilnya, kini ratusan proposal penelitian dari mahasiswa Unnes setiap tahunnya dibiayai oleh Dirjen Dikti, dan dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas), Unnes kini menjadi perguruan tinggi yang sangat diperhitungkan.
Dan terakhir, yang sangat penting, adalah memasukkan materi mengenai karakter dan budaya santun dalam MOS. Hal ini penting diberikan pada saat MOS, saat pertama siswa baru datang ke sebuah sekoalah, mengingat tanpa hal ini, maka berbagai keunggulan akademis maupun nonakademis akan sia-sia semata. Juga, berbagai upaya akan sangat sulit dilakukan tanpa siswa didasari dahulu dengan karakter kesantunan. Ketika karakter santun telah dimiliki oleh siswa, maka yakinlah bahwa MOS tak akan lagi menjadi momok menakutkan bagi siswa baru, melainkan MOS akan menjadi dasar dalam Mewujudkan Obsesi Sukses bagi para siswa baru.

Drs. Supriyanto, MM.
Kepala SMA Negeri 1 Sigaluh Banjarnegara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar